Barossa Valley adalah sebuah kawasan lembah yang dikenal sebagai kawasan perkebunan anggur dan pusat industri minuman anggur di Australia Selatan.
Barossa
Valley berada sekitar 55 km di arah timur laut Adelaide. Untuk
mencapainya, saya menempuh rute utara mengikuti Main North Road yang
juga disebut sebagai Jalan A20.
Dan akhirnya
ketemu juga lampu merah kedua yang ditunjukkan si ibu penjual bensin.
Saya lalu belok memasuki jalan Barossa Valley Way, atau dikenal juga
sebagai Jalan B19. Memasuki jalan ini, suasana pedesaan Australia atau
lebih tepat suasana pegunungan sudah mulai tampak. Tiba di kota kecil
Lyndoch yang berpopulasi sekitar 1140 jiwa, kami berhenti sejenak untuk
buang air sambil istirahat menghirup udara segar pegunungan. Akhirnya
tiba di kota Tanunda yang adalah kota terbesar di kawasan Barossa Valley
yang berpopulasi sekitar 3500 jiwa.
Barossa
Valley memang sebuah kawasan lembah pegunungan yang menarik untuk
dikunjungi. Bentang alamnya kira-kira mirip-mirip kawasan perkebunan
teh. Berhawa sejuk, berpemandangan indah dengan morfologi tanahnya yang
berbukit-berlembah, di mana kebun anggur membentang di kawasan seluas
tidak kurang dari 25 km x 11 km. Tidak mengherankan kalau lebih
seperempat produksi anggur Australia dihasilkan dari daerah ini.
Aslinya
Barossa Valley dibuka oleh pendatang para petani Lutheran Jerman di
tahun 1830-an, yang tidak hanya menanam anggur tapi juga membawa minuman
anggur dari negerinya dan teknik pengolahannya. Lalu tahun 1842,
seorang mineralogist asal Jerman, Johann Menge, ditugaskan menyelidiki
kawasan ini. Namun yang terangkat dalam laporan penyelidikannya justru
bukan adanya potensi geologi melainkan kebun anggur, jagung dan anggrek.
Meskipun sebuah ladang emas, Barossa Goldfields, pernah ada di kawasan
ini hingga penghujung abad 19. Yang kemudian berkembang hingga sekarang
adalah kawasan kebun anggur dan industri minuman anggurnya.
Maka
kini Barossa Valley dikenal sebagai daerah tujuan wisata pegunungan
yang cukup populer di Australia Selatan. Nama Barossa sebenarnya berasal
dari sebuah nama di Spanyol, Barrosa (double 'r'), yang kemudian
terpeleset hingga kini menjadi Barossa (double 's'). Salah satu
warisannya, kini masih banyak nama-nama yang berbau-bau Jerman.
Ada
ribuan hektar kebun anggur tersebar di Barossa Valley. Ada lebih lima
ratus petani anggur, sebagian diantaranya merupakan generasi keenam dari
embah-buyutnya yang juga petani anggur. Sekitar enam puluh ribu ton
buah anggur dipasok ke lebih 60 lokasi industri pengolahan minuman
anggur yang ada di Barossa Valley. Sebagian ada yang hanya berupa
industri rumahan berskala puluhan ton saja, sebagian lainnya adalah
pabrik-pabrik yang memproses anggur hingga 10.000 ton.
Mengunjungi
kebun anggur dan pabrik pengolahannya memang jadi pengalaman unik
tersendiri. Sebagian besar dari pabrik-pabrik itu terbuka untuk
dikunjungi para wisatawan. Ada juga yang menyediakan fasilitas piknik
dan sarana bermain anak-anak. Sementara orang tuanya bisa nenggak
anggur. Bagi pengunjung yang sekedar ingin mencicipi produk minuman wine
pun disediakan secara gratis. Mencicipi tidak sama dengan nenggak.
Kalau yang terakhir ini tentu saja mesti bayar, plus bonus mabuk.
Bagi
penggemar dan penikmat wine, tinggal milih saja kepingin menikmati
segarnya anggur putih, seperti riesling, chardonnay, semillon, atau
kuatnya anggur merah seperti shiraz, grenache atau cabernet. Ada juga
yang masih menyimpan anggur kuning kecoklatan yang sudah disimpan lama
yang dibuat puluhan tahun yang lalu. Meskipun saya duluuuu... pernah
juga minum jenis-jenis anggur seperti ini, tapi tetap saja tidak bisa
membedakan jenis dan tingkat kenikmatannya, kecuali dua hal yang saya
ingat, terasa panas di badan dan kalau kebanyakan minum pulangnya mesti
diantar.
Hari
semakin siang ketika kami meninggalkan kota Tanunda, setelah sebelumnya
sempat sejenak jalan-jalan dan mampir di Tourist Information Centre.
Kami lalu mengambil jalan menuju jalur wisata yang disebut scenic drive,
kami ingin mengunjungi salah satu kawasan kebun anggur sekaligus
melihat-lihat lokasi pabriknya. Pertama kami coba masuk ke perkebunan
Richmond Grove, lalu keluar lagi dan masuk ke lokasi perkebunan Peter
Lehmann Wines. Dari sini pun kami keluar lagi hingga kemudian kami
putuskan untuk menyinggahi lokasi yang berikutnya yaitu Langmeil Winery.
Selain melihat pabrik pembuatan minuman anggur, tentu saja kami ingin
berjalan-jalan berada dekat dengan hamparan tanaman anggur yang sedang
berbuah.
Berjalan-jalan
ke kebun anggur memang sebuah pengalaman baru bagi kami. Maklum, ini
adalah pengalaman yang tidak setiap kali mudah untuk dilakukan. Meskipun
cuaca siang itu cukup panas, namun rambatan tanaman anggur yang
menghampar hijau dengan gerombolan butir buahnya, cukup untuk
memanipulasinya. Ya, hanya cukup memandangi buah anggur saja, mau
memetik takut diteriaki yang punya.
Di
salah satu sudut kawasan Langmeil Winery, dekat dengan pabriknya, ada
sebuah ruangan ber-AC yang di sana ada sebuah bar tempat di mana
pengunjung dipersilakan untuk sekedar mencicipi anggur produksinya. Lalu
di sekitarnya dipajang dan dipamerkan benda-benda dan foto-foto yang
menceritakan sejarah industri anggur di kawasan Barossa Valley. Melihat
foto-foto kuno hitam putih ini mengingatkan saya akan foto-foto kuno
perkebunan tebu dan pabrik gula di Jawa jaman kumpeni dulu.
Meninggalkan
lokasi Langmeil Winery, perjalanan kami lanjutkan melewati
lokasi-lokasi winery dan vineyard lainnya. Kali ini tidak dengan
berjalan kaki, melainkan dengan kendaraan yang sengaja berjalan
perlahan. Terus dan terus menyusuri rute scenic drive kebun anggur. Lalu
kami tiba di kota kecil Nuriootpa, masih di kawasan Barossa Valley.
Di
Nuriootpa kami berbelok ke selatan menuju kota kecil berikutnya,
Angaston yang populasinya sekitar 1800 jiwa. Masih terus melaju ke arah
selatan hingga meninggalkan perkebunan anggur Barossa Valley menyusuri
jalan-jalan sepi di tengah areal pertanian dan perkebunan. Jalannya
sangat mulus dan lalu lintas pun sepi, sehingga kami dapat melaju cukup
kencang sampai mencapai kota kecil Eden Valley yang hanya dihuni oleh
kurang dari 50 jiwa penduduknya. Setelah melalui kota Springton dan Mt.
Pleasant, akhirnya kami tiba di kota Birdwood.
Birdwood
adalah salah satu tujuan kami berikutnya hari itu. Anak laki-laki saya
sudah mengancam pokoknya harus mengunjungi museum motor yang ada di kota
kecil Birdwood ini.
Narasumber: http://www.tnol.co.id/id/travel-living/1480-ke-kebun-anggur-barossa-valley-.html
1 komentar:
berwisata ke luar negri ,negri tetangga tidak ada salahnya di coba,karena tempat wisata kali ini sangat unik dan menyenagkan.kita bisa merasakan keasrian kebun anggur secatra langsung hingga menambah pengetahuan,tetang proses pengolahan dan jeni-jenis buah anggur itu sendiri.Enjoy your journey :)
Posting Komentar