Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

objek wisata di sulawesi tenggara

1. Air Terjun Moramo


Air Terjun Moramo terletak di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa dan merupakan air terjun bertingkat (cascade) yang indah dengan ketinggian sekitar 100 meter.  Dari ketinggian tersebut, air mengalir melewati tujuh tingkatan utama.  Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat juga 60 tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air (semacam kolam air). Dari sekian banyak kolam tersebut, hanya satu yang dapat dimanfaatkan untuk berenang, yaitu kolam yang terletak di tingkat kedua dari 7 tingkatan utama air terjun tersebut.

Menurut cerita yang berkembang di dalam masyarakat, tempat tersebut dipercaya sebagai tempat mandinya para bidadari yang turun dari kayangan. Beberapa air terjun di wilayah lain di Indonesia mempunyai kontur alam yang bertingkat, sehingga sering disebut air terjun bertingkat, semisal Air Terjun Beringkat di Propinsi Riau. Hampir serupa seperti air terjun bertingkat itu, Air Terjun Moramo memiliki tujuh tingkatan. Namun, Air Terjun Moramo ini memiliki keunikan yang khas daerah batuan kapur, yang merupakan tempat air mengalir dengan bebas. Dengan batuan kapur yang mengelilinginya para wisatawan tidak perlu takut untuk memanjatnya karena dinding-dindingnya tidak licin untuk dipanjat.

Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat juga 60 tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air (semacam kolam air). Dari sekian banyak kolam tersebut, ada satu yang sering dimanfaatkan untuk berenang. Airnya yang jernih, sejuk dan nyaman membuat para pengunjung obyek wisata ini terasa belum afdol berkunjung jika tidak masuk dan berenang di kolam tersebut.

Air Terjun Moramo merupakan air terjun bertingkat (cascade) yang indah dengan ketinggian sekitar 100 meter. Dari ketinggian tersebut, air mengalir melewati tujuh tingkatan utama. Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat juga 60 tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air (semacam kolam air). Dari sekian banyak kolam tersebut, hanya satu yang dapat dimanfaatkan untuk berenang, yaitu kolam yang terletak di tingkat kedua dari 7 tingkatan utama air terjun tersebut.Di kawasan tersebut merupakan habitat yang ideal bagi beraneka burung, kupu-kupu yang berwarna-warni, dan berbagai satwa lainnya. Keindahan panorama alam, air terjun, kicauan burung yang bersahutan dan berpadu dengan tarian kupu-kupu beraneka warna-warni, menjadi daya tarik kawasan Air Terjun Moramo. 

Daya pikat yang tidak kalah menariknya dari air terjun ini adalah pesona bebatuan yang membentuk tingkatan. Bebatuan yang membentuk tingkatan tersebut tidak licin meski dialiri air secara terus menerus, sehingga para wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut dapat mendaki sampai ke puncak. Di samping itu, bebatuan tersebut juga memberi pesona yang menakjubkan ketika tersentuh oleh sinar mentari. Bebatuan tersebut akan memancarkan kilauan warna-warni yang didominasi oleh warna hijau yang begitu indah. Warna-warni tersebut juga terlihat seperti menari-nari ketika dibuai lembut oleh riak gelombang air ketika sinar mentari menyentuh bebatuan yang berada di dasar kolam tempat berhentinya air.



2. Taman Rawa Aopa Watumohai

 

Aopa Watumohai adalah taman nasional dengan kekayaan alam yang luar biasa. Taman ini merupakan suaka margasatwa, wilayah konservasi vegetasi, dan menyimpan puluhan obyek yang menarik. Anda yang suka berpetualang, tak ada salahnya untuk menjelajah Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

Lokasi Obyek
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai membentang seluas 105.194 hektare. Taman nasional ini meliputi empat daerah, yaitu Kabupaten Kolaka, Kendari, Konawe Selatan, dan Buton.

Gambaran Umum
Sebelum ditetapkan sebagai Taman Nasional, kawasan ini merupakan Suaka Margasatwa Rawa Aopa dan Gunung Watumohai. Kawasan ini memiliki empat ekosistem utama, yaitu mangrove
(hutan bakau), hutan daratan, savanah, dan rawa. Tahun 2002, kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional.

Dari empat ekosistem utama itu, rawa adalah kawasan terbesar. Luasnya mencapai 11 ribu hektare. Kawasan ini menyimpan kekayaan flora dan fauna yang sangat besar dan beragam. Terdapat 500 jenis flora, ratusan spesies satwa, dan 38 jenis burung endemik yang hanya bisa dijumpai di Pulau Sulawesi.
Di taman ini, Anda dapat melakukan hiking serta camping di Gunung Watumohai-Mendoke, bersampan, memancing dan mengamati burung di Rawa Aopa, menjelajah hutan dan mengamati kehidupan satwa liar (burung, rusa kera, kupu-kupu), dan hidup di rumah pohon di Hutan Pendidikan Tatangge.
Anda juga bisa menjelajah mangrove di Pantai Lanowulu, bersafari sambil mengamati rusa yang hidup di alam liar, dan menikmati savana di Lanowulu-Langkowala. Yang spektakuler adalah menikmati cantiknya Air Terjun Pinanggosi dengan suara air menderu jatuh dari ketinggian
30 meter.

Cara termudah untuk menikmati taman nasional adalah melalui daerah Rawa Aopa yang bisa dicapai sekitar dua jam dari Kendari. Di sini, Anda dapat menjelajah rawa yang luas dengan perahu sambil meresapi pemandangan dan mengamati aneka jenis burung yang beterbangan.
Setelah mendayung sekitar 30 menit, singgahlah di Pulau Harapan 1. Ini adalah satu dari dua pulau di tengah rawa. Di pulau ini terdapat sebuah bangunan dan menara setinggi sekitar 15 meter. Anda bisa menggunakannya untuk beristirahat.
Nikmati bentangan rawa luas dengan latar belakang gugusan pegunungan yang menawan. Sejauh ini, pengunjung tempat ini kebanyakan adalah para peneliti. Namun bukan berarti wisatawan dilarang mengunjungi kawasan ini.

Akses
Ada beberapa gerbang untuk memasuki taman nasional ini. Pertama dari Kantor TNRAW di daerah Lanowulu, yang berjarak 150 kilometer dari Kendari. Kedua, dari Rawa Aopa yang berjarak 120 kilometer dari Kendari. Lokasi akses kedua itu adalah cara akses yang paling mudah seperti dipaparkan di atas.
Jika Anda ingin menjelajah mangrove, meluncurlah ke Pantai Lanowulu dengan boat selama 45 menit dari Kendari. Namun ini rute riskan. Pilihan yang lebih mudah dan aman adalah menuju Tinanggea dengan mobil dari kendari. Kemudian dilanjutkan menuju muara Lanowulu dengan speedboat selama 45 menit. Speedboat dapat disewa dari masyarakat setempat.

Izin Masuk
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah kawasan konservasi yang sangat dilindungi. Karena itu, seluruh wisatawan yang masuk ke kawasan ini harus mengantongi izin dari pengelola. Izin masuk kawasan bisa Anda dapatkan di:
Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Kantor Perwakilan Kendari)
Desa Lanowulu, Kecamatan Tinangggea, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

 Masih ingatkah kita akan cerita legenda Bidadari yang turn dari kayangan hanya untuk sekedar mandi?. Konon cerita tersebut juga terdapat di kalangan masyarakat Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Karena menurut masyarakat setempat Air terjun Moramo ini merupakan tempat mandinya para bidadari yang turun dari kayangan.
Air terjun terletak di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa yang mempunyai luas 38.937 Ha. Tepatnya terletak di Kabupaten Konawe Timur atau sekitar 60 km dari kota Kendari, ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara. Keindahan berbalut suasana tenteram serta aliran semilir angin yang begitu sejuk merupakan anugerah alam yang amat menakjubkan bagi para wisatawan yang bekunjung. Di kawasan wisata air terjun ini juga terdapat potensi kekayaan batu alam berupa marmer. Diperkirakan, kandungan marmer tersebut secara keseluruhan berkisar 860 milyar meter kubik. Marmer di kawasan ini merupakan salah satu sumber cadangan marmer terbesar di dunia.

Tingkatan yang Unik
Beberapa air terjun di wilayah lain di Indonesia mempunyai kontur alam yang bertingkat, sehingga sering disebut air terjun bertingkat, semisal Air Terjun Beringkat di Propinsi Riau. Hampir serupa seperti air terjun bertingkat itu, Air Terjun Moramo memiliki tujuh tingkatan. Namun, Air Terjun Moramo ini memiliki keunikan yang khas daerah batuan kapur, yang merupakan tempat air mengalir dengan bebas. Dengan batuan kapur yang mengelilinginya para wisatawan tidak perlu takut untuk memanjatnya karena dinding-dindingnya tidak licin untuk dipanjat.
Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat juga 60 tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air (semacam kolam air). Dari sekian banyak kolam tersebut, ada satu yang sering dimanfaatkan untuk berenang. Airnya yang jernih, sejuk dan nyaman membuat para pengunjung obyek wisata ini terasa belum afdol berkunjung jika tidak masuk dan berenang di kolam tersebut.

Flora dan Fauna
Di kawasan objek wisata Air Terjun Moramo, juga terdapat aneka flora dan tak ketinggalan ragam fauna seperti beraneka burung, kupu-kupu yang berwarna-warni, dan berbagai satwa lainnya. Umumnya, para wisatawan datang ke tempat wisata ini merasa amat puas karena disuguhi tidak hanya pemandangan alam air terjun yang sangat elok dipandang mata, tapi juga sajian eksotisme pepohonan dan suara binatang hutan yang seakan menyambut gembira kedatangan mereka.
Lengkap sudah keindahan karya alam perkasa di obyek wisata Air Terjun Moramo. Panorama alam, suara air terjun, kicauan burung yang bersahutan, berpadu dengan tarian kupu-kupu beraneka warna terbang kian-kemari.


3. Pantai Tanjung Taipa


Angin sepoi-sepoi begitu terasa segar menerpa tubuh ketika kita memasuki kawasan Pantai Tanjung Taipa, objek wisata primadona di Kabupaten Konawe Utara (Konut).

Hamparan pasir berwarna abu-abu yang diterjang hempasan ombak dan gelombang laut silih berganti menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan ketika kita berada di kawasan pantai sepanjang kurang lebih tiga kilometer itu.

Menjangkau kawasan pantai yang terletak kurang lebih 70 kilometer arah utara Kota Kendari, Sulawesi Tenggara itu dengan kendaraan roda dua atau roda empat, hanya butuh waktu 1-1,5 jam.
Di sebelah barat ujung pantai itu terdapat tebing yang curam. Di bibir tebing curam itu terdapat dinding-dinding karts (tebing kapur) yang cukup fantastis. Di atas tebing terdapat liang-liang gelap berbentuk gua (cave). Masyarakat setempat menyebut gua itu sebagai gua kelelawar karena memang dihuni oleh spesies kelelawar. Jika berada di mulut gua tersebut, kita akan mendengar dengan jelas suara-suara kelelawar dan satwa lain yang mendiami kawasan hutan di sekitarnya.Hanya beberapa meter dari gua kelelawar terdapat gua tengkorak. Disebut gua tengkorak karena di dalam gua itu terdapat banyak tengkorak dan tulang-belulang manusia. Diduga, gua itu menjadi tempat tinggal manusia purba masa lampau.

Ketika berada di atas tebing itu, kita dapat melihat dengan jelas aktivitas pengunjung pantai yang sedang mandi, berenang, dan bermain di sela-sela gelombang laut. Di sebelah timur ujung pantai itu terdapat hamparan pasir yang menjadi tempat binatang khas Sulawesi Tenggara, burung maleo bertelur. Di era 1990-an, dalam jarak pandang 50-100 meter di kawasan itu, kita dapat menyaksikan dengan jelas, puluhan bahkan ratusan ekor satwa endemik itu, melepas telurnya, lalu memendamkannya ke dalam pasir.
Warga sekitar yang bermukim tidak jauh dari kawasan pantai menjadikan telur burung langka itu sebagai sumber ekonomi keluarga. Selain dikonsumsi sendiri, baik dimasak langsung maupun menjadi bahan campuran berbagai jenis kue, warga juga memperjualbelikannya kepada pengunjung pantai atau pasar-pasar tradisional. Harga per butir saat ini mencapai Rp 25.000.

“Dulu, kami dapat menunggui burung maleo bertelur di kawasan pasir itu. Sekarang, sudah jarang dijumpai karena terusik dengan aksi warga yang banyak memburu telur burung berukuran besar itu,” tutur Abdul Malik, Camat Sawah, Kabupaten Konawe, dalam percakapan dengan SH belum lama ini.
Menurut Malik, dalam keadaan sepi pengunjung, di bagian timur kawasan pantai itu masih sering tampak 5-10 ekor burung maleo bertelur. Usai memendam telurnya ke dalam pasir, burung-burung itu terbang kembali ke kawasan hutan, masih di sekitar Tanjung Pantai Taipa.

Buah Mangga
Di bagian lain kawasan pantai itu banyak terdapat mangga. Menurut Abdul Malik, warga setempat menyebut pantai itu dengan nama Pantai Taipa karena keberadaan pohon mangga dalam jumlah banyak itu. “Pantai ini disebut Taipa karena di sini banyak ditumbuhi pohon mangga. Taipa dalam bahasa daerah di sini artinya mangga. Jadi, pantai ini disebut Taipa karena di sekitar sini banyak ditumbuhi pohon mangga,” jelasnya.
Menurut Malik, jika berkunjung di pantai itu saat musim mangga, pengunjung bisa menikmati manisnya aneka jenis mangga. Mulai dari mangga harum manis, golek, mangga macan, sampai mangga hiku.
Selain mangga, berkunjung ke Taipa juga tak masalah jika tidak menyiapkan makanan. Kita tinggal merogoh kocek Rp 10.000-an, lalu membeli nasi gogos (nasi dibungkus daun pisang lalu dibakar, makanan khas daerah setempat), yang banyak dijajakan warga di sekitar pantai. Lauknya, bisa menggunakan sate pokea (siput yang banyak terdapat di rawa-rawa), ikan bakar, atau membeli ikan segar dari nelayan yang baru pulang melaut, lalu membakarnya sendiri sesuai selera kita. Sambil duduk lesehan, pengunjung menikmati nasi gogos dengan sate pokea atau ikan bakar di atas tikar yang dibentangkan di hamparan pasir putih.
Jika beruntung, dalam jarak pandang sekitar 75-100 meter arah sebelah timur pantai itu, kita dapat menyaksikan satwa langka, burung maleo melepas telurnya, lalu memendamkannya ke dalam pasir.

Untuk berenang bebas menikmati segarnya air laut pantai, dapat menyewa ban dalam mobil yang banyak disiapkan warga. Hanya dengan uang Rp 5.000, kita menggunakan satu ban sepuasnya, sampai bosan.
Namun sebegitu kuat daya tarik yang ditawarkan pantai itu, wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang mengunjungi pantai itu masih sepi. Menurut Malik, kawasan itu baru ramai pada hari Minggu atau hari libur lainnya. Pengunjung umumnya datang di pantai itu menggelar pertemuan atau rapat di ruang bebas.
Malik menduga minimnya wisatawan mengunjugi objek wisata pantai Taipa karena fasilitas penunjang, seperti penginapan atau cottage, belum tersedia. Satu-satunya fasilitas yang ada, hanya sebuah gedung lengkap dengan kamar mandi dan ruang ganti pakaian milik Pemda Kabupaten Konawe Utara yang dikelola Dinas Pariwisata dan Seni Budaya setempat. Gedung itulah yang biasa disewa pengunjung untuk menggelar pertemuan atau rapat. 

(Sumber http://www.potlot-adventure.com)


Name: Ayu Kartika Ratri
Class: 3SA04
NPM:11611324


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar